Knowledge is power, but character is wonder
Pembukaan SMA Terbuka Al-Wahid dihadiri Camat Salawu, Drs. Enong Mawardi
A. Pengantar
SMA Terbuka adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari Sekolah Induk yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri. (Permendikbud No. 72 tahun 2013)
Sekolah Menengah Atas Terbuka (SMA Terbuka) yang telah dirintis mulai tahun 2002 di beberapa lokasi, sebenarnya merupakan salah satu terobosan untuk mengatasi kesenjangan antara banyaknya lulusan SMP sederajat dengan daya tampung jenjang pendidikan menengah. Namun upaya alternatif yang berupa rintisan tersebut nampaknya belum mampu mengurangi kesenjangan APK pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan hasil evaluasi pengelolaan SMA Terbuka yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan redesain berkenaan dengan konsep dan operasional penyelenggaraan SMA Terbuka. Dalam hal ini, penyelenggaraannya diarahkan bukan hanya sekolah menengah yang bersifat terbuka melainkan juga pembelajarannya menggunakan sistem belajar jarak jauh, yang selanjutnya disebut Sekolah Terbuka.
Pendekatan yang dilakukan dalam meredesain adalah dengan perintisan Sekolah Terbuka, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus (PLK). Sehubungan dengan itu, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas sebagai kepanjangan tangan pemerintah yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan dan mengembangkan sekolah terbuka, pada tahun 2019 merencanakan dan mengalokasikan Bantuan Pendidikan SMA Terbuka.
Agar bantuan pemerintah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu dibuat aturan dan ketentuan yang harus dilaksanakan oleh penerima bantuan pemerintah. Oleh karena itu, disusun petunjuk pelaksanaan Bantuan Operasional Pendidikan SMA Terbuka, yang memuat informasi umum dan informasi khusus, mekanisme dan penyaluran bantuan, serta tata kelola bantuan pemerintah. (Sumber: Repositori Kemdikbud)
B. SMA Terbuka sebagai Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan Layanan Khusus (PLK) adalah pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan yang tidak mampu dari segi ekonomi. Ruang lingkup penyelanggaraan PLK meliputi jalur formal, non-formal dan informal. PLK diselenggarakan dalam bentuk satuan pendidikan dan/atau program pendidikan.
Bentuk penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal: sekolah kecil (jumlah peserta didik minimal 3 orang); sekolah terbuka (layanan pendidikan kunjung dari sekolah induk); sekolah darurat (layanan pada saat situasi bencana alam dan/atau bencana sosial); dan sekolah terintegrasi (pendidikan dalam satu lokasi). Bentuk penyelenggaraan program (pemindahan peserta didik ke daerah lain; kunjungan pendidik;pendidikan jarak jauh; dan bentuk lain yang tidak bertentangan) (Permendikbud No. 72 tahun 2013, Pasal 1 s.d. 4)
C. Model Layanan Bantuan Belajar
Layanan bantuan belajar atau layanan pembelajaran di SMA Terbuka dapat disajikan dalam tiga model: Dominan Online (Domon): Bimbingan Online (80%) dan Bimbingan Tatap Muka (20%), Ballance Online dan Tatap Muka (Balontamu): Bimbingan Online (50%) dan Bimbingan Tatap Muka (50%), dan Dominan Tatap Muka (Domtamu): Bimbingan Online (20%) dan Bimbingan Tatap Muka (80%)
SMA Terbuka menekankan kepada pembelajaran mandiri sehingga:
Pertama, SMA Terbuka idealnya berbasis web/daring yang bertujuan memberi layanan alternatif akses pendidikan menengah yang bermutu.
Kedua, peserta didik bisa belajar di mana saja, dan kapan saja.
Ketiga, tutorial secara online dan tatap muka atau metode pembelajaran campuran.
Keempat, pencapaian target kurikulum untuk setiap mata pelajaran akan dikembangkan melalui modul pembelajaran mandiri.
Kelima, sistem pembelajaran untuk menyampaikan modul pembelajaran dilakukan melalui pendidikan jarak jauh berbasis web.
Suasana Pembelajaran di TKB yang bertempat di rumah tinggal fasilitator
Suasana Pembelajaran di TKB yang bertempat di satu ruangan sekolah (SMP) rekanan TKB
Pembelajaran Praktik Olah Raga di salah satu TKB
Salah satu pembalajaran mandiri terpantau di masing-masing rumah di luar pembelajaran klasikal
Menilik dari kekhasan karakter pembelajaran di SMA Terbuka, peserta didik dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar di satu sisi, sementara di sisi lainnya, tentu saja tuntutan pembelajarannya sedikit banyak berbeda dengan layanan reguler baik secara cakupan maupun kedalamnnya. Hal ini cukup dimaklumi mengingat layanan SMA Terbuka lebih kepada kondisi darurat berkenaan dengan upaya menekan tingginya angka putus belajar usia SMA. Untuk itulah SMA Terbuka termasuk ke dalam Pendidikan Layanan Khusus (PLK).
Namun kendati demikian, secara hakikat tidak ada perbedaan antara Pendidikan Layanan Reguler dan Pendidikan Layanan Khusus. Oleh sebab itu, pemberlakuan kurikulum di SMA Terbuka sama persis dengan Sekolah Induk dengan catatan kondisi khusus sebagaimana disebutkan sebelumnya.
D. Layanan SMA Terbuka Al-Wahid
Pada tahun pelajaran 2017/2018 SMA Plus Al-Wahid dipercaya sebagai pelaksana layanan SMA Terbuka bersama sebanyak 625 SMA lainnya, baik negeri maupun swasta di Jawa Barat dengan menempati nomor urut 607 pada SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor: 423.1/23591-Set.Disdik tentang Sekolah Induk Penyelenggara Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) SMA Terbuka Jawa Barat tertanggal 18 Juli 2017 bersama 4 (empat) SMA swasta lainnya di lingkungan Kabupaten Tasikmalaya.
Awal tahun pembukaan layanan SMA Terbuka ini, Tahun Pelajaran 2017/2018, peserta didik yang terdaptar hingga lulus sebanyak 13 orang. Tahun pelajaran berikutnya, 2018/2019, sebanyak 42 orang, 2019/2020 sebanyak 16 orang, 2020/2021 sebanyak 56 orang, 2021/2022 sebanyak 108 dan 2022/2023 sebanyak 259 orang.
Untuk tahun pelajaran 2022/2023 yang sedang berjalan jumlah total peserta didik SMA Terbuka Al-Wahid sebanyak 436 orang yang terbagi ke dalam peminatan IPA, Bahasa, IPS dan program umum khusus untuk kelas X yang dilayani dengan Kurikulum Merdeka.
Tempat Kegiatan Belajar (TKB) yang dimiliki SMA Terbuka Al-Wahid dari tahun ke tahun sebagai berikut: 2017/2018 (1 TKB), 2018/2019 & 2019/2020 (2 TKB), 2020/2021 (5 TKB), 2021/2022 (6 TKB) dan 2022/2023 (12 TKB).
Secara pengorganisasian pembelajaran, layanan pembelajaran di SMA Terbuka dilakukan di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) yang diatur sedemikian rupa tidak diberikan menyatu dengan Sekolah Induk. Setiap Tempat Kegiatan Belajar (TKB) terdiri dari Guru Pamong (setara dengan Wali Kelas), Tutor (fasilitator yang berperan sebagai guru mata pelajaran), dan Guru Kunjung (guru mata pelajaran yang ditugaskan untuk secara periodik berkunjung ke TKB sesuai mata pelajaran yang diampunya). Tutor di satu Tempat Kegiatan Belajar (TKB) bisa lebih dari satu, kondisional. Sementara guru inti di TKB adalah guru di Sekolah Induk yang sesuai karakter pembelajaran di SMA Terbuka dilakukan secara jarak jauh dan berbasis kemandirian peserta didik.
Peserta didik Kelas XII SMATer mengikuti PSAJ TP 2022/2023 di sekolah induk
Pelepasan Kelas XII SMA Terbuka TP 2022/2023
Untuk menjaga hubungan dengan Sekolah Induk, peserta didik di SMA Terbuka dijadwalkan hadir di Sekolah Induk dalam kegiatan tertentu dan dalam sebagian waktu pelaksanaan kegiatan, seperti Penilaian Sumatif Akhir Tahun (PSAT), Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ), Pelepasan, MPLS Gabungan dan kegiatan akademik lainnya. Peserta didik di SMA Terbuka, sama halnya SMA Reguler secara terjadwal diberikan layanan study tour atau wisata ajar sekali dalam satu masa pembelajarannya di SMA Terbuka.
Wisata Ajar SMA Terbuka TP 2022/2023
E. Kesetaraan Lulusan SMA Terbuka dan SMA Reguler
Sampai tahun pelajaran 2022/2023 SMA Terbuka Al-Wahid sudah meluluskan 4 (empat) angkatan: 2019/2020 sampai 2022/2023. Adapun total peserta didik SMA Terbuka Al-Wahid sebanyak 890 orang.
Lulusan SMA Terbuka memiliki hak yang sama dengan lulusan SMA Reguler, termasuk untuk para peserta didik yang berikeinginan melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi atau melamar pekerjaan. Tahun pelajaran lalu (2021/2022), Hita Indriyani lolos SNMPTN (SNBP) ke UPI Prodi PGPAUD. Ada juga alumni SMA Terbuka Al-Wahid yang melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur mandiri. Tidak sedikit yang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik setelah mendapatkan ijazah SMA. Dan hal yang perlu diapresiasi adalah lulusan SMA Terbuka yang lanjut studi kemudian kembali menjadi tutor di TKB yang telah mengantarkannya mendapatkan ijazah.
Komentar (0)