Knowledge is power, but character is wonder
https://betheimpactblog.wordpress.com/2012/02/14/true-love/
Pacaran yang dipahami secara umum oleh masyarakat adalah proses pendekatan dan pengenalan yang dilakukan oleh dua orang pasangan, dengan tujuan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Dalam Islam pun proses seperti itu ada, yakni yang disebut dengan ta'aruf dan khitbah. Ini adalah proses pengenalan kedua calon sebelum melakukan akad nikah dan menjalin hubungan kekeluargaan antara kedua belah pihak. Namun, proses ini dijalani oleh mereka yang sudah siap untuk menikah dan tidak dengan waktu yang terlalu lama.
Tetapi fenomena pacaran yang terjadi saat ini memiliki stigma yang buruk. Dan pacaran ini pun terkadang bukan dengan tujuan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, tetapi parahnya hanya untuk bersenang-senang saja. Kemudian juga sebagian besar yang berpacaran adalah para remaja, yang masih belum siap untuk menikah.
Pacaran yang sekarang ini dipandang buruk dikarenakan kebanyakan akibat dari berpacaran adalah perbuatan atau hal-hal yang buruk pula, seperti:
• produktivitas berkurang
• prestasi menurun
• pola tidur dan kesehatan terganggu
• melatih ketidakjujuran dan kemunafikan
• menjadi sering berkhayal dan berangan-angan
• hidup menjadi boros
• iman menjadi lemah
• terjerumus dalam perzinahan
• bahkan bisa sampai kepada pembunuhan
• dan masih banyak lagi akibat buruk lainnya.
Tentunya semua ini bisa terjadi karena sebab-sebab. Sudah menjadi tabiat manusia memiliki ketertarikan dan hawa nafsu kepada lawan jenis. Apalagi pertumbuhan biologis dan psikologis pun berkembang di usia remaja atau biasa disebut masa pubertas sehingga mulai timbul perasaan tertarik tersebut.
Lalu, lingkungan tempat tinggal dan orang-orang disekitar pun sangat mempengaruhi seseorang dalam memutuskan untuk melakukan pacaran. Pacaran juga sudah pasti disebabkan oleh perasaan yang timbul dalam hati seseorang baik itu suka, kagum dan cinta kepada orang lain.
Jika ditanya benarkah remaja anggap pacaran sebagai gaya hidup? Ya, bisa begitu, karena lingkungan dan orang-orang disekitar mereka sudah terbiasa akan hal itu. Suatu hal atau perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan bisa menjadi gaya hidup seseorang.
Kemudian akibat buruk dari pacaran ini yang paling berpengaruh yakni disebabkan kurangnya kesadaran akan akibat-akibat buruk tadi, pengetahuan yang masih sedikit, pemahaman yang kurang dan yang paling krusial adalah keimanan seseorang terhadap Tuhan. Sehingga seseorang itu tidak menyadari banyaknya perbuatan dosa yang diakibatkan dari berpacaran ini.
Ada remaja yang bertanya. Bagaimana dengan kami ini yang masih sekolah untuk melanjutkan pendidikan. Dan memang belum siap untuk menikah. Namun di dalam hati kami timbul perasaan tertarik, suka, kagum dan bahkan cinta kepada seseorang. Apa yang harus kami lakukan untuk menyikapi perasaan ini?
Baiklah, maka dari itu untuk menjawab persoalan-persoalan ini mohon perhatikan dengan seksama penjelasan berikut, khususnya bagi teman-teman yang muslim.
Saya akan sampaikan kesimpulan dari hasil perenungan saya tentang masalah ini, hingga saat saya menuliskan artikel ini (karena pasti akan terus berkembang di kemudian hari) yang dikaruniakan oleh Allah SWT.
Perasaan suka, kagum dan cinta kepada seseorang itu adalah karunia dari Allah yang ditanamkan dalam hati kita. Namun, manusia diberikan kapasitas/kebebasan oleh-Nya untuk memilih dan melakukan perbuatan apa pun itu. Dan pasti ada balasan dari setiap perbuatan yang dipilih. Setelah perasaan itu ada dalam hati kita, maka selanjutnya adalah terserah kita, apa yang akan kita lakukan dengan perasaan itu. Apakah hanya akan dipendam saja, diekspresikan dengan kata-kata, perbuatan, atau dengan doa?
Sebenarnya Ini adalah ujian bagi kita. Keputusan yang akan kita ambil sangat dipengaruhi dengan pengetahuan, pemahaman dan keimanan kita masing-masing, serta besarnya gejolak perasaan itu juga. Dan banyak remaja yang terjerumus dalam hal ini kepada mendekati zina atau bahkan yang lebih parahnya adalah melakukan perbuatan zina. Naudzubillah, semoga kita terhindar darinya.
Jika kita lebih mengutamakan atau mementingkan perasaan itu kepada seseorang, ini bukanlah hal yang tepat. Karena yang demikian ini bisa menjatuhkan kita ke dalam jurang kesesatan. Mengapa bisa demikian?
Wahai teman-temanku semuanya,
Siapakah yang menciptakan kalian? Siapakah yang telah menyiapkan dan menyediakan bumi ini untuk kalian hidup di dalamnya? Mulai dari tubuh kalian, makanan kalian, udara yang kalian hirup, dan segala macam hal yang kalian nikmati dalam hidup ini, siapakah yang memberikan itu semua? Bukankah Dia yang memberikan itu semua adalah karena perwujudan rasa cinta dan kasih sayang-Nya kepada kita?
Lalu apa balasan kalian kepada-Nya yang telah dan terus mencintai kalian sedari awal, bahkan sebelum kalian diciptakan. Seseorang yang mencintai kekasihnya pun akan sakit hati bila yang dicintainya tidak membalas cintanya. Betapa perihnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Apalagi dengan Dia yang Maha Mencintai kalian.
Pernahkah kalian merasakan cemburu? Dia lebih-lebih merasakan cemburu itu, pada kalian yang tidak menyadari-Nya atau sengaja mengabaikan cinta-Nya. Dan haruslah kalian takut jika Dia sudah marah karena kalian tidak menaruh perhatian dan mengutamakan Dia. Apapun yang kalian miliki dan bahkan seseorang yang kalian cintai pun bisa dibinasakan dan pisahkan dari diri kalian oleh-Nya. Karena Dia Maha Kuasa dan hal yang demikian itu mudah bagi-Nya dilakukan dalam sekejap saja.
Saya tanya sekarang, siapakah orang yang kalian cintai itu? Jawablah dalam hati kalian! Apakah dia sudah menjadi milikmu? Sekali-kali tidak, Dia adalah milik Tuhannya. Betapa beraninya kalian mengklaim dia adalah milikku dengan begitu kalian seenaknya saja melakukan perbuatan apapun dengannya, tanpa memikirkan dan menyadari akibat dari perbuatan kalian itu. Jika kalian melampaui batas, percayalah bahwa Dia pasti akan marah pada kalian dan bila berkehendak Dia akan memisahkan kalian dengan orang yang kalian cintai itu.
Tidaklah salah kalian mencintai seseorang. Akan tetapi, yang harus kalian ketahui dan pahami adalah dibalik itu semua ada Allah SWT. Carilah Dia, kenalilah Dia, dan cintailah Dia terlebih dahulu serta utamakanlah cintamu kepada-Nya dari apapun.
Saya sangat yakin. Pasti kalian pernah menyukai, mengagumi atau pun mencintai seseorang karena kecantikan atau ketampanannya, karena kecerdasannya, keelokan lisan dan suaranya, atau karena kekayaannya. Pahamilah ini dengan sebaik-baiknya. Yang menciptakan seseorang tersebut adalah Allah SWT. Yang menganugerahkan kelebihan-kelebihan itu pun adalah Allah SWT.
Tidakkah kalian menyadari? Bahwa Dia yang di balik itu semua, yakni Allah SWT. lebih cantik dan indah dari segala ciptaan-Nya. Lebih mengetahui akan segala sesuatu. Karena ilmu-Nya meliputi seluruh alam semesta. Lebih kaya dan berkuasa dari siapa pun. Karena Dia adalah Raja dari segala raja-raja. Tidakkah kalian sedikit saja tertarik dengan Wujud yang Maha Agung dan Mulia ini?
Inilah pelajaran dari perasaan yang timbul di hati kita yang dikaruniakan oleh Allah Ta'ala. Dia menginginkan agar dengan semua kejadian di langit dan bumi, malam dan siang, termasuk dalam diri kita ini, kita mencari dan mengenali Sang Wujud yang melakukannya. Yakni Allah SWT. Jika kita sudah semakin mengenal-Nya maka kita pun akan mencintai-Nya.
Layaknya seperti seseorang yang kita cintai dan sayangi, bila dia meminta dan melarang kita akan suatu hal, kita pasti akan dengan senang hati melaksanakannya. Begitu pula ketika kita sudah mencintai Allah Ta'ala. Semua yang Dia perintahkan dan untuk menjauhi larangan-Nya melalui firman dan Rasul-Nya sebagai suri tauladan, pasti kita akan dengan senang hati dan ikhlas melaksanakannya.
Maka apabila para remaja memahami dan melaksanakan hal ini dengan sungguh-sungguh, yaitu berusaha mencintai Allah Ta'ala. Perasaan suka, kagum dan cinta kepada seseorang itu akan disikapi olehnya dengan memperhatikan perintah Allah SWT. dan juga menjauhi larangan-Nya dalam menjalani perasaan tersebut. Karena tidak ada seorang pun ingin yang dicintainya marah kepadanya. Pasti dia akan takut akan itu, lebih-lebih lagi jika kehilangan yang dicintainya.
Dengan demikian otomatis remaja-remaja dengan sendirinya akan menjaga diri sebaik mungkin dari perbuatan buruk dan tercela sesuai dengan tingkat pengetahuan, pemahaman dan keimanan yang dimilikinya. Tentunya atas usaha juga doa yang terus dia lakukan untuk meningkatkan itu semua. Dan pasti Allah Ta'ala pun akan membantu dan menjaga dirinya.
Karena pada titik ini, ketika kita sudah menyadari untuk mencintai Allah, Allah akan lebih-lebih lagi mencintai kita dari pada sebelumnya dan menurunkan sifat rahim-Nya kepada kita. Sehingga Allah tidak akan menginginkan kita terjerumus dalam dosa-dosa, asalkan kita terus berdoa dan berusaha menjauhi dosa-dosa itu pula.
Teman-temanku yang ku sayangi, inilah maksud dari "Cinta karena Allah" & "Cinta atas seizin Allah". Yakni kita menyadari perasaan cinta itu dari Allah Ta'ala. Dan kita harus mencintai Allah terlebih dahulu. Dan menjalani perasaan cinta kita yang untuk seseorang itu karena didasari cinta kepada Allah, sesuai dengan perintah-Nya dan bersih dari segala macam perbuatan dosa yang dilarang-Nya. Dengan begitu Allah Ta'ala akan ridha terhadap cinta antara kita dan dia yang kita cintai.
Untuk memahami bagaimana perbedaan cinta kepada Allah dan kepada seseorang, saya mengajak teman-teman sekalian untuk membayangkan satu lingkaran. Lingkaran itu sesuai ilmu matematika dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bahkan banyak bagian. 1/2, 1/3, 1/10, 1/100, 1/1000 dan seterusnya. Dan pembagian itu berada dalam satu lingkaran itu juga, tidak terpisah sama sekali.
Lingkaran tadi ibaratkan hati kita, yang dapat diisi dengan hanya satu cinta saja. Dan itu haruslah cinta kepada Allah. Lalu mengapa di dalam lingkaran itu bisa dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian? Ini karena cinta kepada Allah itu adalah juga mencintai semua makhluk dan ciptaan-Nya, tanpa terkecuali.
Mengapa begitu? Karena hal ini adalah perintah Allah SWT. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya jika kita sudah mencintai Allah Ta'ala pasti kita juga akan berusaha sekuat tenaga menjalankan perintah-Nya. Jadi, niatkanlah dalam hati kita untuk mencintai seseorang itu karena didasari mencintai Allah Ta'ala, karena kita menjalankan perintah-Nya.
Maka berhati-hatilah, jika satu hati yang kita miliki ini diisi sepenuhnya dengan cinta kepada selain Allah, apalagi dengan mengatakan "Cintaku hanya untukmu." kepada seseorang, ini bisa menjerumuskan kita terhadap syirik yang halus. Ingat, syirik yaitu menyekutukan, menduakan atau meyakini wujud lain selain Allah sebagai Tuhan. Ini adalah dosa yang besar dan yang paling sulit diampuni.
Oleh karenanya sadarilah sedari sekarang juga, lihatlah ke dalam hati kalian! Apakah hati kalian telah terisi sepenuhnya dengan cinta kepada Allah atau malah kepada yang lain? Apakah cinta yang kalian rasakan sudah didasari karena mencintai Allah? Hendaknya kita selalu waspada dan takut akan hal ini. Karena syaitan akan terus menggoda dan memalingkan kita dari Allah SWT.
Apalagi sekarang ini sedang viralnya meme tentang "ayang" (ayang yang dimaksud adalah pacar). Diantaranya yaitu "Ga mau makan kalo belum disuruh ayang.", "Begadang karena ga disuruh bobo sama ayank.", "Tersedak, karena ayank cuma nyuruh makan ga nyuruh minum.", "Masuk neraka karena ga disuruh sholat sama ayang." Astaghfirullahalazhim!
Dari meme bucin ini seolah-olah semuanya itu harus disuruh dulu oleh "ayang" baru mau mengerjakan. Parahnya, apakah beribadah itu harus karena disuruh "ayang", jika tidak maka tidak akan melakukannya? Kalau seperti itu jelas-jelas ini adalah perbuatan syirik dan takabur. Karena, naudzubillah, kita mengerjakan shalat dan ibadah lainnya hanya karena disuruh sama dia (ayang) bukan karena Allah Ta'ala. Hati-hati dengan candaan itu, dengannya kita bisa dicampakkan oleh Allah di akhirat nanti, tidak akan diterima amal ibadah kita oleh-Nya dan akan dimasukkan ke dalam jahanam. Hal ini justru akan menjauhkan kita dari mencintai Allah Ta'ala.
Memang untuk mencintai Allah Ta'ala bukanlah jalan yang mudah dilalui secara singkat begitu saja. Namun butuh perjuangan dan proses. Karena sulitnya jalan yang kita lalui itu adalah untuk meningkatkan kualitas keimanan kita juga, jika kita berhasil melaluinya. Sama halnya seperti ujian sekolah, ketika kita lulus dalam ujian tersebut kita akan naik tingkat dan melanjutkan mempelajari Ilmu yang lebih besar lagi. Sama halnya dengan perjalanan ini, karena di depan sana akan ada rintangan yang lebih besar yang harus kita lalui untuk menuju Allah Ta'ala. Tapi, yakinkanlah dalam hati kita bahwa Allah pasti dengan cinta dan kasih sayang-Nya akan senantiasa menolong dan memberikan petunjuk pada kita dalam menempuh perjalanan ini.
Kabar gembira untuk kita semua. Di dalam perjalanan ini tidak akan selalu kesulitan saja yang dihadapi. Namun juga akan banyak hadiah-hadiah dan keajaiban yang akan Allah Ta'ala berikan pada kita. Hanya mereka yang mau melakukan dan menempuh perjalanan ini sajalah yang bisa merasakan dan mengalaminya. Lalu apalagi yang kalian tunggu dan pikirkan? Cepatlah bersiap-siap dan berangkatlah menuju Allah Ta'ala dan raihlah cinta-Nya!
Sungguh tiada nikmat yang hakiki selain dekat dengan Allah SWT. Tuhan yang Maha Pengasih, Sang Kekasih sejati yang perhatiannya melebihi perhatian orang yang kalian cintai, Sahabat terbaik dan Pahlawan yang menyelamatkan kita dari jurang kedosaan.
Untuk itu mulailah dengan mempelajari Al-Qur'an dan hadits. dengan begitu kita akan menyadari berbagai macam perintah dan larangan Allah Ta'ala. Mengetahui perbuatan-perbuatan buruk dan baik. Perbaikilah shalat kita, maka akhlak kita pun insyaallah akan menjadi baik. Teruslah berdoa kepada Allah untuk membukakan hati dan pikiran kita, menanamkan rasa cinta kepada-Nya serta melindungi dan membebaskan kita dari setiap dosa-dosa.
Kita pun dalam menjalani ini perlu seorang pembimbing, guru, ustadz atau mubaligh. Karena dengan perantaraan mereka insyaallah Allah akan menuntun, membimbing dan menunjukkan jalan kepada kita untuk mendapatkan cinta-Nya.
Semoga teman-teman dan pembaca dapat mengambil manfaat, memahami dan mengamalkan dari apa yang disampaikan dalam artikel ini. Aamiin.
Penafian sedikit dari saya. Saya menuliskan artikel ini bukan berarti saya adalah orang yang sudah 100% melaksanakannya. Saya masih terus berusaha menjalankan dari apa yang sudah saya pahami hingga saat ini, yang dikaruniakan oleh Allah. Maka dari itu marilah kita bersama-sama berjuang menempuh jalan ini, yakni jalan menuju Allah Ta'ala.
Penulis: Andi Bilal Ahmad
Komentar (0)