Knowledge is power, but character is wonder
Pandemi dan Paradigma Pembelajaran Daring
OSIS SMA Plus Al-Wahid, seperti halnya sekolah lainnya, memiliki program di bidang kerohanian yang telah dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun, di antaranya adalah pengajian OSIS. Pengajian OSIS merupakan sebuah acara di mana seluruh peserta didik turut serta dan duduk lesehan untuk mendaras berbagai ilmu kerohanian dari narasumber pilihan yang telah dihadirkan. Dalam program ini, pengurus OSIS selalu hadir sebagai penyelenggara selain sebagai peserta tentunya saja. Untuk setiap periode kepengurusannya, OSIS senantiasa memiliki format kegiatan yang khas serta kreativitas yang berbeda-beda dalam mengemas program pengajian rutinan ini agar variatif dan tidak membosankan.
Sebagaimana kita rasakan bersama, periode kepengurusan OSIS masa bakti 2020 hingga 2021, virus misterius bernama covid-19 telah meluluh-lantahkan nyaris seluruh aktivitas kesiswaan. Kegiatan yang seharusnya berjalan secara normal, terpaksa mengalami transisi menjadi kegiatan yang berbentuk daring, termasuk seluruh kegiatan OSIS. Selama satu tahun lebih, pengajian OSIS yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka terpaksa harus dikemas secara tatap maya. Kehangatan dan rona keceriaan dari setiap pertemuan terpaksa harus sebatas tampilan di layar digital. Dan seluruh peserta didik harus mulai beradaptasi dengan platform-platform aplikasi online seperti Google Meet, Zoom, hingga YouTube. Kondisi ini berlangsung sepanjang satu setengah tahun pelajaran.
Pandemi Melandai dan Suksesi Kepengurusan OSIS Baru
Saat-saat beratnya pembelajaran secara daring dengan berbagai persoalannya perlahan-lahan berkurang dan keadaan mulai berangsur membaik, terlebih setelah vaksinasi digencarkan, beberapa aktivitas mulai bertransisi menuju normal. Hingga akhirnya momentum yang ditunggu-tunggu pun mulai tiba, seluruh peserta didik dari berbagai daerah secara bertahap mulai diperbolehkan hadir ke sekolah. Proses kegiatan belajar mengajar mulai dilaksanakan meski secara terbatas. Dan perlahan-lahan berbagai kegiatan OSIS pun mulai kembali beradaptasi untuk dilaksanakan secara tatap muka.
Bertepatan dengan momentum tersebut, kepengurusan periode masa bakti 2020-2021 telah habis masa tugasnya. Giliran kepengurusan OSIS masa bakti 2021-2022 untuk melanjutkan tongkat estafet. Tentunya tidak mudah bagi kepengurusan yang baru untuk menghadapi begitu dinamisnya transisi dalam segala kegiatan yang awalnya daring kini perlahan kembali secara adaptif kembali menjadi luring. Mengawal protokol kesehatan dengan jargon 5 M-nya sungguh bukanlah hal yang mudah. Belum lagi adanya semacam kelimbungan beberapa peserta didik dalam proses peralihan dari daring ke luring. Sebuah kondisi yang penuh tantangan tentunya bagi pengurus OSIS yang baru.
Dengan dilaksanakannya sertijab dari kepengurusan lama kepada yang baru, maka segala tanggung jawab pun resmi beralih pada kepengurusan OSIS periode baru. Dan program pertama yang harus dilaksanakan oleh kepengurusan periode baru ini adalah pengajian OSIS. Kegiatan rutin yang sudah sangat dinantikan untuk dilaksanakan secara tatap muka selama ini. Tentu menjadi tantangan tersendiri. Terlebih ini merupakan debut kegiatan yang dihelat oleh kepengurusan OSIS periode baru. Pengurus OSIS tidak ingin mengecewakan antusiasme seluruh peserta didik beserta ibu dan bapak guru. Berbagai persiapan pun dilaksanakan untuk menyambut kegiatan OSIS tatap muka pertama dalam suasana pandemi. Seluruh pengurus sibuk berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyusun rancangan acara sebaik mungkin.
Lahirnya Nama Bestari untuk Pengajian OSIS Al-Wahid
Mendekatnya waktu pelaksanaan pengajian OSIS memacu pengurus untuk mengoptimalkan perannya. Penampilan pertama bagi kepengurusan baru ini harus menjadi kesan pertama yang terbaik. Seluruh persiapan acara dimaksimalkan. Meskipun demikian dalam perjalanannya ternyata banyak sekali kendala dihadapi. Belum terbiasanya kerja sama, belum mendalamnya pengenalan karakter satu pengurus dan lainnya cukup menyulitkan dalam bersinergi. Namun semua itu dapat dilalui dan akan menjadi pelajaran berharga untuk kegiatan selanjutnya.
Kembali, karena pengajian OSIS bisa disebut adalah suatu program yang legendaris, maka penajukan nama untuk acara tersebut menjadi salah satu aspek penting. Pengajian OSIS harus dikemas segar agar menarik dan dilirik peserta didik. Idealnya kegiatan ini menjadi rumah kedua setelah ruang kelas yang membukakan berbagai ilmu pengetahuan. Akhirnya, setelah melalui proses curah ide nama BESTARI dirasakan cocok untuk menajuki pengajian OSIS di Al-Wahid. Berbagai kritik, masukan dan pendapat banyak menjadi pertimbangan dalam memutuskan nama tersebut. Kata ‘Bestari’ telah menjadi puncak keputusan yang dipilih sebagai nama dari acara pengajian OSIS.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, bestari artinya adalah luas dan dalam pengetahuannya; berpendidikan baik; baik budi pekerti dan cantik. Juga, di dalam berbagai nasehat-nasehat bijak, padanan kata bijak-bestari seringkali diungkapkan atau disematkan kepada para tokoh termahsyur yang dianggap memiliki karakter yang patut dijadikan suri tauladan. Selain itu, nama ini juga merupakan sebuah doa agar seluruh siswa dan siswi SMA Plus Al-Wahid dapat menjadi individu-individu indah dan memiliki pribadi bestari yang dipupuk melalui siraman ilmu pengetahuan dari acara pengajian OSIS yang hidup akan berbagai sarana literasi. Pribadi yang bestari di sini mengandung sebuah harapan agar setiap Alwahidians dapat menjadi pribadi yang cemerlang akan ilmu pengetahuan, yang didalam dirinya terbenam sebuah budi pekerti yang luhur dan juga menjulang kebijaksanaan sebagai tonggak kehidupan.
Saat konsep bestri disampaikan kepada perwakilan sekolah, dalam hal ini Bapak Dodi Kurniawan, S.Pd. selaku Wakasek. Humas SMA Plus Al-Wahid, beliau langsung tertarik. Lalu setelah beberapa saat mengotak-atik suku kata bestari, beliau menawarkan sebuah akronimisasi dari kata bestari tersebut, yaitu Bincangan Etika, Sosial, Teologi, dan Religi.
Visi di Balik Bestari
Di dalam acara BESTARI memang terdapat berbagai sarana literasi yang di dalamnya mencakup topik-topik yang berkaitan dengan etika sebagai tatakrama peserta didik dalam bersosialisasi. Lalu karena BESTARI adalah acara yang bertemakan kerohanian, maka berbagai bahasan tentang teologi dan religi menjadi arus utama. Dan memang terdapat banyak sekali literatur Islam yang membahas tentang ilmu agama, ketuhanan dan persoalan keagamaan lainnya yang dibedah oleh para narasumber pilihan.
Inilah visi di balik BESTARI. Sebuah acara yang dipersembahkan untuk membukakan berbagai tabir keilmuan dan khususnya dalam bidang kerohanian. Sejak terbentuknya kepengurusn OSIS TP 2021/2022 BESTARI Volume 1 telah terlaksana pada tanggal 26 Oktober 2021 dengan seri bedah tokoh dan dibawakan dalam format talkshow. Sungguh menggembirakan menyaksikan antusiasme yang tinggi dari para peserta didik. Jelas kerinduan akan kegiatan secara tatap muka tampak tergambar dari wajah-wajah siswa-siswi Al-Wahid. Meski di dalamnya masih banyak sekali terdapat kelemahan namun dengan berbagai pertanyaan maka alur diskusi tetap hidup dalam acara tersebut.
Hal yang sama berlangsung dalam BESTARI Volume 2 yang diadakan pada tanggal 22 Desember 2021 lalu. Antusiasme dan animo peserta didik nampak tinggi dalam mengikuti berlangsungnya acara. Semoga BESTARI akan selalu terus dipelihara dan dikembangkan sebagai wadah untuk siswa dan siswi SMA Plus Al-Wahid mengenyam berbagai literasi keilmuan rohani. Dan semoga BESTARI akan senantiasa dijaga terangnya agar dapat selalu memancarkan sinar kebermanfaatan.***
Oleh: Alia Farhat/Ketua OSIS SMA Plus Al-Wahid
Komentar (0)