Knowledge is power, but character is wonder
“Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mendirikan Shalat maka basuhlah wajahmu dan kedua tanganmu hingga siku, dan usaplah kepalamu, dan basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki. Dan jika kamu dalam keadaan junub maka bersucilah kamu, tetapi jika kamu sakit atau waktu bepergian, atau salah seorang dari kamu kembali dari buang hajat, atau kamu telah menyentuh perempuan dan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah dengan debu yang suci dan usaplah wajahmu dan kedua tanganmu itu, Allah tidak berkehendak menjadikan kesukaran atasmu, akan tetapi ia berkehendak mensucikan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya atasmu supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Maidah: 7)
Islam merupakan agama yang paling sempurna yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ajarannya sesuai untuk segala zaman dan segala bangsa. Hari demi hari peradaban dan kebudayaan berkembang pesat seiring berkembangnya pola pikir manusia. Akan tetapi, tak satupun pedoman dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW yang tergerus oleh perkembangan zaman. Salah satunya ialah mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Islam identik dengan kebersihan. Sabda Rasulullah SAW, “Kebersihan sebagian dari Iman” selalu digaungkan dan dikampanyekan oleh para pegiat kebersihan. Rasulullah SAW adalah contoh terbaik di muka bumi ini yang concern terhadap kebersihan, mulai dari kebersihan anggota badan hingga lingkungan. Bahkan perintah yang paling mendasar tentang kebersihan diri sudah tertuang dalam Al-Quran Surah Al-Maidah: 7 yang telah tertera di awal tulisan ini, dimana Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk bersuci sebelum menghadap-Nya. Umat Islam yang wajib melaksanakan Shalat 5 kali sehari sudah tentu harus bersuci minimal 5 kali sehari.
Perintah bersuci ini bukan hanya ritual sebelum Shalat saja. Namun maknanya lebih dalam dari itu. Seorang hamba yang lemah yang ingin bertemu Tuannya tak mungkin serta merta datang dengan badan berkeringat dan kotor. Tentu ia akan membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang paling rapi, baru kemudian dengan percaya diri menghadap Tuannya. Selain itu, ketika tubuh kita bersih dari segala macam kotoran secara jasmani, maka otomatis rohani pun akan merasakan ketenangan dan kenyamanan. Layaknya seorang hamba bertemu dengan raja. Jika ada kotoran dalam tubuhnya, maka ia pun akan merasa tak tenang karena berpikir sang Raja pasti merasa tak nyaman dengannya. Mensucikan diri -dalam hal ini berwudhu atau mandi- merupakan salah satu tanda kesiapan manusia dalam beribadah.
Agama Islam menganjurkan untuk bersuci menggunakan air, karena air adalah media terbaik untuk membersihkan badan. Kotoran yang ada di tubuh akan menghilang dengan sempurna jika memakai air. Dengan catatan, air yang digunakan pun harus air yang bersih dan suci. Air yang dari atas dan air yang keluar dari bumi boleh digunakan karena semuanya suci dan mensucikan. Akan tetapi, bukan Islam namanya jika memberatkan. Jika dalam suatu keadaan tertentu tidak ditemukan air, atau kondisi seseorang yang tidak memungkinkan untuk terkena air, maka diperbolehkan bertayamum dengan media tanah yang suci. Sehingga hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk sah nya shalat.
Selain kebersihan diri, kesucian tempat Shalat pun harus dijaga. Rasulullah SAW memberikan teladan yang sangat luar biasa kepada umatnya agar selalu menjaga kebersihan tempat Ibadah (mesjid). Salah satu yang sangat penting ialah melepas alas kaki saat masuk mesjid. Hal ini dikarenakan tempat ibadah adalah tempat yang kudus, dimana kita akan bersembahyang menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Alas kaki jelas mengandung banyak kotoran karena digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda kotor di tanah, sehingga otomatis kotoran menempel di alas kaki, entah terlihat secara kasat mata atau tidak. Maka umat Islam, dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW di seluruh penjuru dunia menetapkan aturan agar melepas alas kaki saat masuk mesjid.
Sebenarnya, menjaga kesucian diri dan tempat ibadah juga telah tertuang dalam Alkitab Perjanjian Lama, yang merupakan Kitab Suci Pedoman umat Nasrani dan Yahudi. Kitab Keluaran 3: 5 Lalu Ia (Allah) berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, dimana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Keluaran 40: 31 Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. 32 Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka mendekat kepada mezbah itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan – seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.
Yosua 5: 15 Dan panglima Balatentara TUHAN itu berkata pada Yosua: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dan Yosua berbuat demikian.
Tempat ibadah merupakan tempat yang suci, dimana kebersihan dan kesucian harus tetap terjaga. Kebersihan anggota badan dan kebersihan tempat ibadah merupakan kunci kenyamanan dan ketenangan dalam beribadah. Untuk menemukan cita rasa dalam shalat, bukankah diperlukan tempat yang bersih dan nyaman? Beruntunglah kita sebagai umat Islam, yang senantiasa mengamalkan perintah Tuhan dan mengikuti sunah Rasulullah SAW, terutama dalam perhatian kita terhadap kesucian diri dan tempat ibadah. Alhamdulillah.
Penulis: Mumtazah Akhtar
Komentar (0)