Knowledge is power, but character is wonder
Sejak tahun 2017 SMA Plus Al-Wahid telah diberi kepercayaan untuk mengelola salah satu program yang digagas oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yaitu SMA Terbuka. Kepala Sekolah SMA Plus Al-Wahid, Luki Abdurrahman S.Sos menyampaikan bahwa tahun ini SMA Plus Al-Wahid telah meluluskan 177 siswa yang mana 69 siswa diantaranya berasal dari SMA Terbuka. Selain diberi kepercayaan untuk mendidik siswa-siswi secara reguler, SMA Plus Al-Wahid juga diberikan amanat dan tanggungjawab untuk mendidik dan membimbing putra-putri yang juga merupakan bagian dari anak bangsa dalam program SMA Terbuka.
“Dua layanan yang berbeda dan memiliki ciri khas atau karakteristik yang berbeda pula. Inilah peran SMA Plus Al-Wahid sebagai SMA swasta yang ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya di wilayah Desa Tenjowaringin, umumnya di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,” ungkap Kepala Sekolah SMA Plus Al-Wahid pada acara Pelepasan dan Perpisahan Kelas XII Tahun 2022/2023.
SMA Terbuka merupakan sebuah upaya pemerataan pendidikan yang menyasar anak-anak tamatan SMP/sederajat dan Paket B yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkatan selanjutnya. Hal ini dikarenakan anak-anak tersebut mengalami kendala, diantaranya letak geografis yang menyulitkan mereka untuk mengikuti pendidikan di sekolah reguler, daerahnya terpencil, sosial ekonomi keluarga yang lemah, kesulitan transportasi, terbatasnya waktu karena harus bekerja membantu orangtua mencari nafkah, atau bekerja mencari nafkah untuk mencukupi keperluan hidupnya sendiri sehingga tidak memungkinkan mereka untuk belajar di sekolah reguler.
Melihat latar belakang ini, dinilai perlu adanya sebuah alternatif layanan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik anak-anak tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan diselenggarakannya perintisan SMA Terbuka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan memperoleh layanan pendidikan bermutu bagi anak-anak usia sekolah menengah pertama atau tamatan SMP/sederajat yang memiliki hambatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Menarik sekali tentang SMA Terbuka ini, karena tidak semua sekolah bisa ikut ke SMA Terbuka. Ada beberapa sekolah yang bisa melaksanakan SMA Terbuka, salah satunya SMA Plus Al-Wahid dimana disini ada kurang lebih 400 siswa di berbagai tempat kegiatan belajar yang sangat jauh,” papar Pengawas Pembina SMA Plus Al-Wahid, Drs. Deni Rismayadi, M.Pd. pada kesempatan yang sama.
SMA Plus Al-Wahid telah berkomitmen menjalankan program SMA Terbuka dengan sebaik-baiknya. Terbukti dengan adanya sekitar 13 TKB (Tempat Kegiatan Belajar) yang tersebar di berbagai titik baik di Kabupaten Tasikmalaya maupun di luar Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah peserta didik yang berimbang dengan peserta didik reguler membuktikan bahwa masih banyak anak bangsa yang memiliki kendala untuk melanjutkan ke jenjang SMA. Oleh karena itu, secara tidak langsung SMA Terbuka menjadi solusi bagi permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Pada tahun pelajaran sebelumnya (2021/2022), salah satu lulusan SMA Terbuka telah lolos jalur SNMPTN ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hal ini menandakan bahwa siswa SMA Terbuka juga memiliki potensi dan kesempatan yang sama dengan siswa SMA reguler untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun karakteristik pembelajarannya berbeda dengan SMA reguler, namun siswa SMA Terbuka juga diberikan layanan yang sama dengan menyesuaikan situasi dan kondisi mereka.
“Alhamdulillah berkat kerjasama dari bapak/ibu guru disini bisa terlaksana dan sekarang bisa mengikuti pelepasan dengan Ijazah yang sama. Jadi, Ijazah SMA Terbuka ini sama dengan Ijazah sekolah induk,” ujar Deni Rismayadi menambahkan.
Selama tiga tahun siswa SMA Terbuka berjuang keras mengikuti pembelajaran dengan membagi waktu antara sekolah dan pekerjaan lain di luar sekolah, kini 69 siswa yang baru lulus siap melebarkan sayap di kehidupannya masing-masing. Pendidikan adalah sebuah gejala universal yang memanusiakan manusia. SMA Terbuka adalah upaya konkret dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi diri ke arah yang positif.
Kontributor: Mumtazah Akhtar
Komentar (0)