Knowledge is power, but character is wonder
smaplusalwahid.sch.id---Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa saat ini dunia pendidikan mengalami tantangan besar dengan adanya "tiga dosa besar" yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.
SMA Plus Al-Wahid sebagai Sekolah Penggerak mencoba memotong akar permasalahan ini melalui program Root yang dicanangkan Kemdikbudristek. Program Pencegahan Perundungan (Roots) ini dikembangkan dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan kekerasan antar teman sebaya yang berfokus menciptakan iklim yang aman dan nyaman di sekolah dengan mengaktivasi peran siswa sebagai Agen Perubahan.
Selain itu, Kepala SMA Plus Al-Wahid, Luki Abdurrahman, S.Sos., melalui program Kesiswaannya mengukuhkan Al-Wahid sebagai sekolah ramah anak, anti perundungan dan bersih dari tindakan intoleransi melalui moto Love for All, Hatred for None (cinta untuk semua, tidak kebencian bagi siapapun).
"Profil Pelajar Pancasila sebagai upaya pembudayaan nilai-nilai luhur bangsa sangat relevan untuk menangkal dekadensi moral dan akhlak anak bangsa," ungkap Kepala SMA Plus Al-Wahid.
Hal ini tentu merupakan keuntungan tersendiri bagi Al-Wahid sebagai sekolah pelaksana implementasi Kurikulum Merdeka. "Terlebih dalam implementasi Kurikulum Merdeka ada pembiasaan dalam bentuk Proyek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila, yaitu penanaman nilai-nilai luhur Pancasila melalui kegiatan proyek," pungkasnya.
Peran Wakasek Kesiswaan, Lutfiandi Irfansyah, S.Pd. bersama kordinator 7K, Erwin Budiawan, S.Pi yang sekaligus merupakan Wakasek Sarana dan Prasarana sangat signifikan dalam mewujudkan SMA Plus Al-Wahid sebagai sekolah cerdas berkarakter.
Kontributor: Tim Humas Sekolah
Komentar (0)