Detail Berita

Beranda / Berita / Detail Berita

Program Roots, Upaya Preventif Cegah Perundungan

Selasa, 13 Desember 2022 05:31 WIB 0 Komentar 215

Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak, karena selama bertahun-tahun anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Sebagai rumah kedua tentunya sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk anak. Namun pada kenyataannya, banyak kasus kekerasan yang terjadi di sekolah sehingga mengakibatkan ketakutan bagi sebagian siswa. Hal ini dikarenakan masih adanya praktik perundungan di kalangan siswa terhadap teman sebayanya. Angka kasus perundungan di lingkungan anak di Indonesia bahkan sudah mencapai 41%. Maka dari itu, UNICEF bekerjasama dengan pemerintah Indonesia mengembangkan sebuah program pencegahan perundungan yang dikenal dengan sebutan Roots.

Mengingat bahwa hal ini merupakan urgensi dalam kehidupan anak, SMA Plus Al-Wahid tak ingin ketinggalan untuk menerapkan program ini di sekolah. Setelah beberapa waktu lalu dipilih tiga puluh siswa sebagai agen perubahan, maka untuk penerapannya perlu diadakan pembekalan bagi para agen perubahan untuk berperan secara maksimal dalam menciptakan lingkungan yang damai dan bebas dari perundungan. Sehingga pada hari Senin, 12 Desember 2022 untuk pertama kalinya diselenggarakan pembekalan terhadap para siswa agen perubahan untuk mengetahui apa saja yang harus mereka lakukan agar tidak terjadi kekerasan di sekolah.

Dari 30 siswa agen perubahan, ada 26 agen yang hadir dalam pembekalan hari ini. Mereka berkumpul di ruang perpustakaan SMA Plus Al-Wahid dan siap menerima materi dari Wakasek Kesiswaan, Dodi Kurniawan, S.Pd. sebagai fasilitator. Pembekalan yang disampaikan hari ini adalah Pengenalan tentang program Roots dan materi tentang bentuk-bentuk kekerasan. Dua materi pembekalan ini adalah materi yang wajib dipelajari oleh para agen perubahan untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab dan kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitarnya.

Dalam pemaparannya Wakasek Kesiswaan memberikan penjelasan tentang definisi dan dampak perundungan, penjelasan garis besar program Roots dan mekanisme pengaduan. Selain itu, program ini juga harus melibatkan orang tua siswa agar upaya ini berjalan maksimal dan orang tua memiliki kewaspadaan terhadap isu perundungan ini. Wakasek kesiswaan menambahkan, “Kalian adalah akar-akar yang akan menjaga teman-teman kalian. Dan akar-akar ini harus kuat sehingga dapat melindungi yang lain. Bahkan sebuah pohon yang sudah ratusan tahun masih berdiri kokoh, itu karena akarnya yang kuat. Kalian pun sama seperti akar, jika kalian kuat maka program ini akan berhasil dan tidak ada lagi indikasi akan terjadinya bullying di kemudian hari.”

Namun, mencegah perundungan bukan berarti melawan dengan perundungan juga. Banyak cara bisa dilakukan tanpa harus membalas dengan cara yang sama. Pada dasarnya manusia itu baik dan dinamis, maka pelaku perundungan bisa dihadapi dengan cara yang baik. Itulah fungsi dari agen perubahan, yaitu memberikan edukasi kepada teman sebayanya bahwa prilaku merundung itu adalah perbuatan yang salah. Kemudian memberikan penguatan kepada teman yang berpotensi menjadi korban perundungan agar terhindar dari Tindakan bullying. Keterampilan inilah yang harus dimiliki oleh para agen perubahan.

Kegiatan pembekalan ini berjalan selama 90 menit. Sebagai agen perubahan, siswa memiliki peran yang sangat penting karena mereka yang paling mengetahui situasi dan kondisi teman-teman sebayanya. Pembekalan ini tidak hanya dilaksanakan satu kali saja, melainkan ada total 10 modul wajib dan 5 modul opsional yang harus dipelajari. Setelah ini para agen akan berjuang bersama fasilitator dan orang tua untuk memutus mata rantai perundungan di kalangan remaja. Karena mereka adalah generasi penerus bangsa yang harus dipelihara dan dijamin kebahagiaannya.

 

Kontributor: Mumtazah Akhtar


Bagikan ke:

Apa Reaksi Anda?

0


Komentar (0)

Tambah Komentar

Agenda Terbaru
Prestasi Terbaru