Knowledge is power, but character is wonder
Penyemprotan ruang kelas dengan disinfektan di saat peserta didik libur sekolah
smaplusalwahid.sch.id---Indonesia kembali dinyatakan termasuk dominasi penyebaran varian Omicron (B.1.1.529) setidaknya sejaknya akhir Januari 2022. Demikian ungkap Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaui laman resminya pada 13 Februari lalu.
Varian Covid-19 ini cukup mengherankan banyak ilmuwan sebagaimana dikutip dari artikel berjudul The 3 main theories for Omicron's origins di mana seorang virolog asal Universitas Saskatchewan, Angela Rasmussen mengatakan, "Saya pikir tidak ada varian lain yang lebih mengejutkan dibandingkan dengan Omicron, yang layaknya muncul dari tempat antah-berantah."
Kasus pertama Omicron di Indonesia ditemukan pada tanggal 16 Desember 2021 di Jakarta. GISAID mencatat, perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia telah mencapai 5.106 kasus per Minggu, 13 Februari 2022. Kondisi ini tentu merupakan pukul bagi dunia pendidikan, khususnya persekolahan. Bayang-bayang penghentian pembelajaran tatap muka kembali mengancam dunia persekolahan. Keselamatan para peserta didik di satu sisi dan penyediaan layanan pendidikan yang optimal di sisi lainnya merupakan batu ujian bagi sistem pendidikan kita. Harus diakui sistem persekolahan sebagai mesin pendidikan formal meski modern namun tetap berbasis tatap muka dan pembiasaan klasikal. Teknologi dan piranti canggih lainnya hanyalah sebatas platform yang tidak bisa menggantikan sekolah itu sendiri.
Vaksinasi dan Sikap Positif
Grafik yang dirilis Kementerian Kesehatan RI menunjukkan kalau vaksinasi memiliki peran yang signifikan dalam menjalani masa-masa berat pandemi. Terlebih lagi apabila kita mengimbanginya dengan sikap positif yang mencakup pola pikir dan pola tindak.
SMA Plus Al-Wahid merupakan bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan dan sekaligus persekolahan. Untuk itu tidak punya pilihan lain kecuali lincah dalam berparadigma. Tuntutan adaptasi kebiasaan baru, bervaksin, kompeten dalam berliterasi dan memiliki kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan yang harus berbuat baik kepada makhluk Tuhan lainnya inilah yang bisa kita sebut sebagai kecerdasan berparadigma. Langkah pertama yang diambil sekolah adalah melakukan vaksinasi yang dimulai dari tenaga pendidik dan kependidikan kemudiaan diikuti oleh seluruh peserta didiknya. Sejak tahun 2021 lalu, 100% tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Plus Al-Wahid sudah mendapatkan vaksinasi dosis 1-2 dan dosis booster. Sementara untuk peserta didik 100% sudah menjalani vaksinasi dosis 1 dan 2.
Pihak sekolah juga mengikuti instruksi Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan untuk membentuk Satuan Tugas Pencegahan Covid-19 di tingkat satuan pendidikan. Pembiasaan adaptasi kebiasaan baru atau new normal, selalu membuka diri untuk belajar hal baru dan mengedepankan sikap positif dalam menghadapi tantangan merupakan ikhtiar sehat dalam menjalani masa pandemi. Kita tidak bisa meratapi grafik agar melandai atau bahkan menukik tajam. Kita tidak bisa mengharapkan pandemi berakhir untuk kembali normal. Sikap positif kitalah yang akan mengendalikan pandemi dan bukan sebaliknya.
Salam sehat, Alwahidians!
[HUM]
Komentar (0)