Detail Berita

Beranda / Berita / Detail Berita

Bestari Volume 3, Belajar Toleransi dari Ramadan

Senin, 18 April 2022 07:38 WIB 0 Komentar 377

smaplusalwahid.sch.id---tepat tujuh hari menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan (09/04), OSIS SMA Plus Al-Wahid kembali menggelar pengajian dalam format acara Bestari (Bincangan Etika, Sosial, Teologis dan Religi). Kali ini tema yang diusung adalah Islam Rahmatan Lil-Alamin dengan materi Multikulturalisme dan Toleransi. 

Kajian yang diadakan dalam rangkaian Smart Pesantren (SMARTren) Ramadan 2022 ini berlangsung di masjid Al-Fadhal Wanasigra. Bertindak sebagai narasumber adalah Mln. Edi Abdul Hadi. Sesi pembukaan acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, syair dan sambutan-sambutan. Dalam laporan panitia penyelenggara acara, Alia Farhat selaku Ketua OSIS SMA Plus  Al-Wahid mengharapkan seluruh peserta pengajian dapat mengikuti dengan saksama. "Kekurangan dalam persiapan pasti selalu ada. Namun hal yang terpenting adalah selalu belajar untuk mempersiapkan acara dengan baik dan berusaha lebih baik ke depannya," tutupnya. 

Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Al-Wahid, Lutfiandi Irfansyah, S.Pd. menegaskan bahwa kegiatan hendaklah tidak dianggap sebagai sebatas pengajian saja. Para peserta didik harus menempa diri untuk belajar disiplin dan taat dalam berkegiatan. "Kegiatan pagi ini terhitung sebagai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Terlebih ini adalah kegiatan yang diadakan dalam bulan suci Ramadan. Setiap siswa harus mengikuti keseluruhan acara dengan serius dan meniatkannya untuk beribadah melalui jalan menuntut ilmu," tandasnya.

 

 

Acara yang dipandu oleh Ashif Ahmad Fauzan kemudian tiba di acara inti Bestari pagi itu. Mln. Edi Abdul Hadi mengupas inti dari pesan Islam sebagai rahmat bagi segenap umat manusia. Meski tema ini nampak sudah banyak dibahas akan tetapi selalu menarik untuk dikaji. Terlebih, saat sesi pertanyaan, seorang peserta mengajukan pertanyaan yang cukup menggelitik tentang mengapa meski Islam adalah rahmatan lil-alamin akan tetapi justru stigma yang melekat adalah justru sering dituduh sebagai agama yang tidak damai.

Menjawab pertanyaan tadi, Mln. Edi Abdul Hadi menyitir hadits Nabi Muhammad saw. bahwa di akhir zaman keadaan umat Islam akan begitu memprihatinkan. Islam hanya tinggal namanya sementara Al-Qur'an hanya tinggal tulisannya dan masjid-masjid mereka megah namun kosong dari petunjuk. "Nah, kondisi sekarang ini adalah apa yang Nabi Muhammad saw peringatkan kepada kita. Begitu banyak kemunduran dalam akhlak dan perilaku penganut Islam ini, sehingga setiap keburukan yang mereka lakukan kemudian oleh pihak yang tidak senang kepada Islam dianggap sebagai ajaran Islam," jawabnya.

Seperti biasa, panitia dari OSIS menyediakan hadiah berupa makanan ringan dan minuman untuk setiap penanya dan penjawab pertanyaan yang muncul selama proses pengajian. Adakalanya pertanyaan dan jawaban bisa mengundang tawa. Namun, secara keseluruhan acara berjalan dalam suasana penuh ketakjiman mengingat acara berlangsung di rumah Allah, yakni masjid. 

Tanpa terasa jelang pukul 11.00 acara pun berakhir. Peserta membubarkan diri untuk sementara dan kemudian akan berkumpul kembali untuk menjalankan shalat Zhuhur berjamaah sebagai bentuk pembiasaan sesuai dengan karakter bulan Ramadan sebagai syahrul 'ibadah (bulan ibadah). [HUM]  

 


Bagikan ke:

Apa Reaksi Anda?

0


Komentar (0)

Tambah Komentar

Agenda Terbaru
Prestasi Terbaru